Berita Obat Terkini :
Powered by Blogger.
Showing posts with label Berita. Show all posts
Showing posts with label Berita. Show all posts

Presiden Luncurkan BPJS Kesehatan

Presiden Luncurkan BPJS Kesehatan, Kedatangan Presiden beserta rombongan akan disambut dengan persembahan tari Selamat Datang “Pangbagea” yag dipersembahkan oleh sanggar tari Catrik Palagan. Dalam acara tersebut, Presiden SBY akan menyaksikan penyerahan secara simbolis yang diserahkan oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan berupa 2 unit ambulan, masing-masing kepada RSUD Soreang dan RSUD Garut. Kemudian bantuan Gedung Askes Center kepada RSUD Cianjur dan RSUD Ciamis.

Selanjutnya acara akan dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh Direktur Utama PT Askes dr. Fahmi Idris yang diiringi oleh show up kesiapan Duta Askes menuju BPJS Kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh Direktur Utama BUMN dalam rangka BUMN sebagai motor penggerak perluasan peserta BPJS Kesehatan.

Sebelum memberikan sambutan, Presiden SBY akan menyerahkan secara simbolis Kartu Peserta BPJS Kesehatan kepada perwakilan penerima. Dan usai sambutan, Presiden akan melakukan penekanan tombol sirene sebagai tanda peluncuran BPJS yang diiringi dengan pelepasan balon udara logo BPJS Kesehatan.

Presiden direncanakan akan melakukan dialog dengan masyarakat yang pernah, dan sedang menggunakan jaminan kesehatan (PJKMU/Jamkesda Askes, dan Askes Sosial). (Humas Setkab/ES)
komentar | | Selengkapnya...

Begini Cara Virus Corona Menyerang

Begini Cara Virus Corona Menyerang, Isu kesehatan perlu diwaspadai oleh calon jamaah yang akan pergi ke Arab Saudi. Salah satunya adalah tentang bahayanya virus Corona. Sama seperti virus yang menyerang pernapasan lainnya, virus Corona sangat mudah menyebar melalui udara. Gejalanya bisa berupa flu biasa hingga infeksi saluran pernapasan bawah atau radang paru. Virus ini termasuk baru dan hingga kini belum ditemukan vaksin untuk mencegahnya. Namun, virus ini cepat menghilang di udara.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, virus ini telah memakan belasan korban, meski bukan dari Indonesia. “Tapi tetap saja perlu diwaspadai, untuk itu jamaah harus melakukan pencegahan,” katanya, dalam siaran pers, beberapa waktu lalu. Salah satu bentuk pencegahan yang perlu dilakukan, menurutnya, adalah selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. “Masker juga bisa dipakai,” ujarnya.

Virus Corona yang menjadi buah bibir ini, adalah MERS–CoV,singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai ringan sampai yang berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas hingga yang bersifat akut.

Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Coronavirus (Novel Corona Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Ada sekitar 24 kasus yang dilaporkan, dari orang yang pergi ke Arab Saudi kemudian pulang ke negaranya dan menularkannya pada beberapa penduduk setempat. Dari sejumlah kasus itu, 16 orang dilaporkan meninggal dunia.
komentar | | Selengkapnya...

Apa itu Coronavirus

Apa itu Coronavirus, Kata “Corona” berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota (Gambar bawah). Bentuk mahkota ini ditandai oleh adanya “Protein S” yang berupa sepatu, sehingga dinamakan “spike protein”, yang tersebar disekeliling permukaan virus (tanda panah). “Protein S” inilah yang berperan penting dalam proses infeksi virus terhadap manusia.

Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm.

Virus ini pertama kali diisolasi pada tahun 1965, dari cairan hidung seorang anak yang menampakan gejala pilek (common cold), yang biasanya disebabkan oleh infeksi Rhinovirus atau virus Influenza. Dan, kenyataannya, memang sulit sekali membedakan antara gejala infeksi Rhinovirus, virus Influenza dan Coronavirus.

Ini juga merupakan kendala untuk menentukan virus penyebab SARS. Karena bila sesuatu virus ditemukan dari pasien yang bukan pengidap SARS dan itu dinyatakan sebagai penyebab SARS akan mengakibatkan kesalahan yang fatal. Artinya, seleksi pasien merupakan hal yang sangat penting untuk penentuan virus penyebab SARS.

Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering disebut virus RNA. Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. Kalau virus DNA mempunyai kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11 nukleotida setiap kali proses replikasi, virus RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu, tidak bisa dimungkiri bahwa virus penyebab SARS adalah Coronavirus yang sudah bermutasi.

Panjang genom Coronavirus berkisar antara 27 sampai 32 kilobasa. Genom ini membentuk protein-protein pembentuk tubuh virus seperti fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S, dan glikoprotein HE, dan prtotein-protein atau enzim-enzim yang perlu untuk replikasi virus itu sendiri.

Selain menginfeksi manusia, Coronavirus juga menginfeksi binatang seperti babi, anjing, kucing, tikus, kelinci, sapi, dan ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini umumnya juga menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya pada manusia.

Namun virus ini sangat host-specific, sehingga Coronavirus yang menginfeksi salah satu binatang hanya menginfeksi binatang tersebut. Virus tersebut tidak bisa menginfeksi binatang lain dan bahkan manusia.

Virus ini tidak stabil di udara, dan hanya mampu hidup selama 3 jam, sehingga kecil sekali kemungkinan penularan lewat udara. Kemungkinan besar penularan virus ini adalah lewat bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kepada orang yang dekat dengannya.

Replikasi Coronavirus
Kebanyakan Coronavirus hanya menginfeksi sel dari species induknya dan species yang berhubungan dekat dengan induknya. Pada sel induk tersebut, Coronavirus hanya bisa berkembang-biak pada jaringan tertentu saja. Artinya, sel dan jaringan untuk perkembang-biakan virus ini sangat spesifik. Kespesifikan ini ditentukan oleh sifat dan distribusi molekul reseptor dari pihak sel dan variasi sekuen “Protein S” dari pihak virus itu sendiri.

Replikasi Coronavirus berlangsung di sitoplasma sel dan virus ini juga bisa berkembang-biak di sel yang sudah diambil nucleus-nya (enucleated cells). Dalam percobaan di luar tubuh (in vitro), actinomycin D bisa menghambat replikasi Coronavirus di dalam sel. Namun belum ada studi tentang efektifitas antibiotik ini secara klinis. Karena itu, belum ada keputusan apakah antibiotik bisa menekan perkembang-biakan virus ini di dalam tubuh manusia.

Proses replikasi Coronavirus secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama-tama virus mengikat sel melalui interaksi antara “Protein S” dan reseptor. Setelah itu virus masuk ke dalam sel dan genom RNA virus keluar dari selaput virus. Kemudian sebagian genom RNA berfungsi sebagai mRNA dan sebagian sebagai templet untuk sintesa RNA negatif.

Genome yang berfungsi sebagai mRNA ditranslasikan menjadi berbagai protein-protein. Diantara protein-protein ini, ada yang berfungsi untuk pembentuk tubuh virus dan ada yang berfungsi untuk proses replikasi/multiplikasi RNA.

Sementara sebagian genome RNA lainnya digunakan untuk sintesa RNA negatif. RNA negatif ini, kemudian dijadikan templet lagi untuk sintesa RNA positif. Demikian seterusnya proses ini berlangsung berulangkali. Dengan proses ini akhirnya RNA positif yang menjadi genom akan bertambah banyak. RNA positif yang sudah dimultiplikasi dibungkus oleh protein-protein pembentuk tubuh virus, sehingga terbentuk virus baru (progeny). Virus baru ini akhirnya keluar dari sel dan memiliki fungsi sebagai virus biasa yang bisa menginfeksi sel berikutnya.

Mutasi Coronavirus
Mutasi virus RNA, tidak hanya Coronavirus, biasanya terjadi pada saat proses replikasi RNA. Pada proses ini, RNA negatif disintesa dari RNA positif atau sebaliknya. Sintesa ini dilakukan oleh enzim RNA polimerase dan sekuen RNA yang disintesa adalah yang komplemen dengan templet.
Pada saat sintesa RNA ini, RNA polimerase terkadang salah baca sehingga yang terbentuk bukanlah sekuen yang komplemen dengan templat. Alhasil, sekuen yang terbentuk adalah yang sudah termutasi.

Untuk virus DNA, dimana yang berperan adalah DNA polimerase, kesalahan yang sama juga terjadi. Tatapi kesalahan ini bisa diperbaiki, karena untuk replikasi DNA ada enzim exonuclease yang berfungsi sebagai “proof-reading” atau “error correction”. Artinya, kalau ada sekuen yang disintesa tidak komplemen dengan template, enzim exonulease ini akan membuang sekuen terebut, dan baru kemudian proses sintesa jalan kembali.

Perbedaan inilah sebenarnya yang menyebabkan virus RNA, yang di dalamnya termasuk Coronavirus, bermutasi jauh lebih cepat daripada virus DNA.

Nah sejauh mana Coronavirus yang diduga sebagai penyebab SARS ini bermutasi? Hasil analisa tim dari The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, menunjukan bahwa gen protein dari protein-protein yang membentuk tubuh Coronavirus penyebab SARS jauh berbeda dengan Coronavirus yang diketahui selama ini, baik dibandingkan dengan virus yang menginfeksi manusia maupun binatang.

Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M menunjukan bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya, Coronavirus yang menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang merupakan hasil dari mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS.
komentar | | Selengkapnya...

Popular Post

 
Tentang Saya | Contact Us | Privacy Policy | Catatan | Disclaimer | Donatur Situs
Copyright © 2013-2017. Situs Nama Obat . All Rights Reserved.
Design Template by Situs Nama Obat | Support by creating website | Powered by Blogger